Reseptor Hormon dan Mekanisme Aksi

Hormon memperlihatkan aksi mereka dengan berikatan ke protein yang disebut reseptor. Hormon dapat merangsang hanya pada sel yang memiliki reseptor untuk hormon tersebut. Bagian dari setiap molekul reseptor di mana hormon mengikat disebut situs reseptor, dan bentuk dan karakteristik kimia masing-masing situs reseptor memungkinkan hanya jenis tertentu hormon untuk mengikat untuk itu.

Kecenderungan untuk setiap jenis hormon untuk mengikat satu jenis reseptor, dan tidak kepada yang lainnya, disebut spesifisitas (lihat gambar dibawah). Misalnya, insulin mengikat reseptor insulin, tetapi tidak untuk reseptor untuk hormon tiroid. Namun, beberapa hormon, seperti epinefrin, dapat mengikat "keluarga" dari reseptor yang secara struktural mirip. Karena reseptor hormon memiliki afinitas tinggi terhadap hormon mereka yang terikat kepadanya (reseptor), sehingga hanya konsentrasi kecil dari hormon yang diberikan diperlukan untuk mengaktifkan sejumlah besar reseptornya.
Jaringan spesifik dan respon
Jaringan spesifik dan respon
Sistem neuroendokrin
Secara bersama sistem saraf dan endokrin mengontrol semua perubahan yang terjadi di tubuh dan pada tingkat tertentu mereka mengontrol satu sama lain. Misalnya sistem saraf dapat merangsang atau menghambat pelepasan hormon sementara sistem endokrin dapat memberikan atau menghambat impuls saraf. Namun demikian terdapat beberapa perbedaan antara kedua sistem tersebut.

Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu terletak di leher anterior, pada trakea inferior terhadap laring. Terdiri dari dua lobus, masing-masing lateral ke trakea yang dihubungkan oleh ismus anterior Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin terbesar dalam tubuh. Pasokan darahnya yang luar biasa (dari arteri tiroid superior dan inferior) membuat operasi tiroid cukup melelahkan (dan berdarah). Meskipun kelenjar tiroid hanya 0,4% dari berat tubuh, dia menerima 2% dari pasokan darah sirkulasi.

Pembuluh darah yang banyak untuk memasok nutrisi untuk sisntesis hormon dan aliran darah untuk mengangkut hormon. Unit fungsional dari kelenjar adalah folikel yang terisi dengan tiroglobulin (Tg). Tg adalah prekursor glikoprotein untuk hormon tiroid dan Tg yang dimodifikasi secara kolektif dikenal sebagai koloid. Sel folikel dikelilingi oleh lapisan sel epitel. Yang tersebar di antara folikel adalah sel parafolikuler, yaitu sel yang menghasilkan kalsitonin. Di membran basal sel folikuler terdapat reseptor yang terhubungkan dengan protein G untuk thyroid-stimulating hormone (TSH).
Anatomi dan histologi kelenjar tiroid.
Anatomi dan histologi kelenjar tiroid.
(a) Tampilan anterior kelenjar tiroid. (b) Histologi kelenjar tiroid. Kelenjar ini terbentuk dari beberapa folikel sferik tiroid yang mengandung koloid yang kaya tiroglobulin. Sel parafolikuler berada diantara di dalam jaringan antara folikel tiroid. Kelenjar tiroid melepaskan dua bentuk hormon tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), keduanya membutuhkan iodin untuk pembentukannya. Ion iodida diambil dari diet normal yang dipekatkan oleh kelenjar tiroid dan diubah dalam sel folikel menjadi iodin. Iodin ini kemudian dihubungkan ke molekul tirosin dan molekul tirosin teriodinasi ini kemudian dihubungkan bersama untuk membentuk T3 dan T4.

Semua langkah-langkah dalam produksi hormon tiroid dirangsang oleh TSH. Tiroksin (T4) adalah hormon utama yang disekresikan oleh kelenjar tiroid yang kemudian diubah menjadi T3 oleh sel target. Sebagian besar hormon tiroid terikat ke protein transpor dalam darah, sangat sedikit yang tidak terikat atau bebas dan T3 kurang kuat terikat ke protein transpor daripada T4.

Hormon tiroid mempengaruhi hampir setiap sel dalam tubuh, kecuali:
a. Otak orang dewasa
b. Organ ginjal
c. Testis
d. Uterus
e. Kelenjar tiroid

Keduanya T4 dan T3 dengan mudah melintasi membran sel dan berinteraksi dengan reseptor di dalam sel. Di sel target hormon tiroid merangsang enzim yang terlibat dengan oksidasi glukosa. Ini dikenal sebagai efek calorigenic dan efek secara keseluruhan adalah:
a. Peningkatan laju metabolik basal
b. Peningkatan konsumsi oksigen oleh sel
c. Peningkatan produksi panas tubuh

Laju metabolisme basal adalah jumlah energi yang dikeluarkan ketika beristirahat di lingkungan bersuhu sedang (tidak panas atau dingin). Pelepasan energi dalam kondisi ini cukup untuk fungsi organ vital. Ketika laju metabolik basal meningkat, maka konsumsi oksigen akan meningkat dimana oksigen diperlukan dalam produksi energi.

Hormon tiroid juga memiliki peran penting dalam mempertahankan tekanan darah, dimana dia menstimulasi peningkatan jumlah reseptor di dinding pembuluh darah. Kontrol pelepasan hormon tiroid dimediasi oleh sistem umpan balik negatif yang melibatkan hipotalamus melalui kelenjar hipofisis. Kadar plasma hormon tiroid dimonitor di hipotalamus dan oleh sel di lobus anterior kelenjar hipofisis.

Hormon tiroid [thyroid hormone (TH)] memiliki aksi biologis di setiap organ dalam tubuh dan sangat penting untuk janin, pasca kelahiran, dan pertumbuhan dan perkembangan masa pubertas. Selain itu, aksi hormon tiroid untuk mempertahankan laju metabolik basal [basal metabolic rate (BMR)].