Rongga Oral dan Esofagus

Rongga Oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ eksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) terletak di antara gigi dan, bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan orofaring di bagian belakang.
Rongga Oral dan Esofagus


Kelenjar saliva
Mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.
1) Ada tiga pasang kelenjar saliva.
a) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah dan di depan telinga dan membuka melalui duktus parotid (Stensen) menuju suatu elevasi kecil (papila) yang terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.
b) Kelenjar submaksilar (submandibular) kurang lebih sebesar kacang kenari dan terletak di permukaan dalam pada mandibula serta membuka melalui duktus Wharton menuju ke dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua.
c) Kelenjar sublingual terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus sublingual kecil menuju ke dasar mulut.

2) Komposisi saliva.
Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa, yaitu 98% dan mengandung enzim amilase serta berbagai jenis ion (natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium), juga sekresi mukus yang lebih kental dan lebih sedikit yang mengandung glikoprotein (musin), ion, dan air.

3) Fungsi saliva
a) Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa.
b) Saliva melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan. Saliva juga memberikan kelembaban pada bibir dan lidah sehingga terhindar dari kekeringan.
c) Amilase pada saliva mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa, suatu disakarida.
d) Zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat lain seperti obat, virus, dan logam, diekskresi ke dalam saliva.
e) Zat antibakteri dan antibodi dalam saliva berfungsi untuk membersihkan rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.

4) Kontrol saraf pada sekresi saliva
a) Aliran saliva dapat dipicu melalui stimulasi psikis (pikiran akan makanan), mekanis (keberadaan makanan), atau kimiawi (jenis makanan).
b) Stimulus dibawa melalui serabut eferen dalam saraf kranial V, VII, IX, dan X menuju nuclei salivatori inferior dan superior dalam medulla. Semua kelenjar saliva dipersarafi serabut simpatis dan parasimpatis.
c) Volume dan komposisi saliva bervariasi sesuai jenis stimulus dan jenis inervasinya (sistem simpatis atau parasimpatis).
(1) Stimulasi parasimpatis mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah dan sekresi berair (serosa) yang banyak sekali.
(2) Stimulasi simpatis mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah dan sekresi mukusyang lebih kental dan lengket. Obat-obatan yang mengandung penghambat kolinergik (neuro transmitter parasimpatis) mengakibatkan terjadinya sensasi mulut kering.
(3) Pada manusia normal, saliva yang disekresi permenit adalah sebanyak 1 ml. Saliva yang disekresi dapat mencapai 1 L sampai 1,5 L dalam 24 jam.