Penggagas
penelitian mengenai kerja kelompok (cooperative learning) dimulai oleh
Slavin. Hakikat dari cooperative learning adalah kegiatan instruksional
yang menekankan pada interaksi siswa dalam kelompok untuk membangun
pengetahuan. Unsur penting yang harus terpenuhi dalam cooperative learning adalah
adanya siswa dalam kelompok, tujuan yang akan dicapai, aturan dalam
menyelesaikan tugas serta upaya dari setiap siswa dalam menyelesaikan tugas.
Cooperative
Learning sangat cocok digunakan saat ini, karena sejalan dengan
banyak penelitian mengenai pembelajaran abad ke-21 antara lain menghasilkan
konsep keterampilan abad ke-21 (21st century
skill). Salah satu keterampilan tersebut adalah
keterampilan kerja sama atau kooperatif. Saat ini bukan masanya untuk
berkompetisi, akan tetapi zaman untuk berkolaborasi.
Untuk
mengembangkan keterampilan tersebut salah satunya melalui cooperative
learning. Berikut merupakan elemen penting dalam cooperative learning,
yaitu: (1) siswa bekerja sama dalam kelompok; (2) siswa bertanggung jawab
atas pemahaman mareka, serta (3) siswa saling tergantung untuk mencapai tujuan.
Berbeda dengan
pendekatan ekspositoris, cooperative learning memiliki beberapa prinsip,
yaitu:
Keberhasilan
penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang diberikan oleh setiap anggota kelompok.
Oleh karena itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok bahwa kinerjanya
menentukan keberhasilan penyelesaian tugas kelompok. Dengan demikian, setiap
anggota kelompok akan merasa saling ketergantungan yang positif.
Prinsip yang
kedua merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Dikarenakan keberhasilan
kelompok tergantung pada setiap anggotanya, oleh karena itu setiap anggota
harus merasa bertanggung jawab sesuai tugasnya.
Cooperative
learning memberikan ruang kepada siswa untuk berinteraksi
dengan saling memberikan informasi dan saling belajar. Melalui interaksi, siswa
diberikan pengalaman untuk bekerja sama.
Melalui kegiatan
dalam kelompok, siswa mendapatkan pengalaman belajar untuk mengembangkan berbagai
keterampilan sosial. Siswa didorong untuk saling membantu, sehingga dapat
menumbuhkan sikap saling tolong-menolong dan empati.
Memberikan
pengalaman kepada siswa bekerja dalam kelompok dapat mendorong siswa mengembangkan
keterampilan sosialnya. Berikut merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan
melalui cooperative learning menurut Eggan dan Kauchak (2012:
130), seperti: (1) menyimak dengan
penuh perhatian, (2) membaca petunjuk nonverbal, (3) menyelesaikan ketidaksepakatan
(secara diplomatis), (4) mencurahkan pikiran ke dalam katakata, (5) memahami
sudut pandang orang, (6) membuat pernyataan mendukung dan (7) memberikan pujian
tulus.
Dengan
menyatukan siswa dalam pembelajaran berkelompok, tidak secara langsung
memberikan jaminan bahwa pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Hal yang
tidak diharapkan mungkin terjadi, seperti siswa tidak terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok. Oleh karena itu, menurut Eggan dan Kauchak (2012: 132) guru
perlu mempersiapkan rencana dengan baik, seperti:
- Menugaskan siswa pada kelompok dan mendudukkan anggota kelompok secara bersama sama.
- Menyiapkan bahan terlebih dahulu dan menyiapkan materi agar dapat didistribusikan secara merata kepada setiap kelompok.
- Memberikan arahan jelas dalam mengerjakan tugas.
- Menentukan kuantitas waktu yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan tugas.
- Menuntut agar siswa menghasilkan sesuatu, seperti laporan tertulis.
- Memonitor kelompok saat mereka sedang bekerja.
Cooperative
learning memiliki dampak positif terhadap siswa dalam
pembelajaran. Berdasarkan penelitian Hadjioannou (Eggan dan Kauchak, 2012:
130) menyimpulkan bahwa murid atau pembelajar di dalam kelompok dapat bekerja
sama membangun pemahaman lebih kuat dibanding individuindividu yang bekerja
sendiri. Selanjutnya, Sanjaya (2016; 249) mengemukakan keunggulan cooperative
learning dalam pembelajaran.
- Siswa tidak tergantung pada guru, tetapi cenderung mendorong siswa untuk percaya diri mengenai kemampuan berpikir, menemukan informasi dari berbagai sumber serta belajar dari siswa lain.
- Mengembangkan dalam mengungkapkan ide atau gagasan secara verbal dan membandingkannya dengan ide teman lainnya.
- Mendorong siswa untuk menghargai orang lain dan menerima perbedaan.
- Membantu siswa memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
- Merupakan cara yang efektif dalam meningkatkan prestasi akademik, keterampilan sosial, mengembangkan harga diri, hubungan interpersonal, mengelola waktu dan sikap positif terhadap sekolah.
- Mengembangkan kemampuan menguji ide dan pemahaman.
- Meningkatkan motivasi siswa dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
Selain memiliki
keunggulan, cooperative learning memiliki keterbatasan, seperti
menanamkan filosofi cooperative learning memerlukan waktu, sehingga
memungkinkan ada siswa yang merasa terhambat oleh siswa lainnya. Tanpa peer-teaching
yang efektif, memungkinkan materi tidak dipahami dengan baik.
Terdapat
beberapa bentuk pembelajaran kooperatif, antara lain Jigsaw, Student
Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), Group
Investigation (GI) dan masih banyak bentuk lainnya.