Jaringan Epitel dan Jenis Jaringan Epitel

Jaringan EpitelJaringan epitel membentuk penutup dan dinding (lapisan di seluruh tubuh). Tidak ditutupi oleh jaringan lain, sehingga mempunyai permukaan bebas. Jaringan epitel memiliki 3 fungsi utama :
a. Barier selektif yang membatasi atau membantu transpor zat-zat ke dan dari dalam tubuh.
b. Sebagaipermukaan sekretoriyangmelepaskan produk-produkyang dihasilkan oleh sel ke dalam permukaan bebas.
c. Sebagai permukaan pelindung yang menahan jaringan dari pengaruh abrasif oleh lingkungan.


Di samping itu, jaringan epitel bergabung dengan jaringan saraf untuk membentuk organ khusus sebagai indera pembau, pendengaran, penglihatan, dan sentuhan.Berbagai permukaan sel epitel memiliki perbedaan struktur dan mempunyai fungsi yang spesifik. Permukaan apikal atau bebas dari sel epitel menghadap rongga tubuh,dan lumen (lubang bagian dalam) dari organ internal, atau saluran tubuh yang menerima sekresi sel. Permukaan apikal mengandung silia atau mikrovili.Permukaan lateral dari sel epitel yang berdekatan pada sisi lainnya memiliki tight juncion, adherens juncion, desmosom, dan atau gap junction. Epitel dikelompokkan sesuai dengan bentuk dan jumlah lapisan (lihat gambar di bawah).
Klasifikasi jaringan epitel berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel
Klasifikasi jaringan epitel berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel
(Sumber: Sanders, Essentials of Anatomy and Physiology, 2014. Tortora, Principles of Anatomy and Physiology)

Pengelompokan sel epitel berdasarkan bentuk sel: skuamosa, kuboid, dan kolumnar, dan bentuk inti sel sesuai dengan bentuk selnya. Sel skuamosa berbentuk gepeng, dengan inti sel besar dan tipis, sel kuboid berbentuk kubus, dengan inti sel berbentuk spheric (bola) dan terpusat di tengah, mempunyai mikrovili pada permukaan apikal dan memiliki fungsi untuk sekresi atau absorpsi. Sel kolumnar berbentuk tinggi dan ramping seperti kolom dan inti sel biasanya berada lebih ke bawah, dekat dengan basement membran. Memiliki permukaan apikal yang memiliki silia atau mikrovili dan berfungsi untuk sekresi dan absorpsi.

Sel transisi yang merubah bentuk dari skuamosa ke kuboid, dan kembali dari kuboid ke skuamosa seperti peregangan pada organ kandung kemih ke ukuran yang lebih besar kemudian kembali lagi ke ukuran yang lebih kecil. Berdasarkan jumlah lapisan, jaringan epitel dikelompokkan menjadi epitel sederhana yang hanya terdiri dari satu lapis sel, dan biasanya sangat tipis sehingga tidak spesifik untuk fungsi perlindungan. Epitel sederhana terkait dengan proses absorpsi, ekskresi, dan filtrasi. Dan epitel bertingkat yang memiliki banyak lapisan sel.

Pengelompokan sel epitel berdasarkan bentuk sel, terbagi atas:

a. Epitel Sederhana (Simple Epithelium)
1) Epitel Skuamosa Sederhana (Simple Squamosa Epithelium)
Epitel skuamosa sederhana adalah satu lapisan sel berbentuk gepeng. Sel-sel ini memiliki karakteristik yang sangat tipis dan halus. Contoh epitel skuamosa sederhana ditemukan di alveoli (kantung udara dari paru-paru merupakan contoh) dan pada ginjal, membentuk bagian dari membran filtrasi.Lokasi lain jaringan ini terdapat di pembuluh darah kapiler terkecil. Dinding kapiler hanya terdiri satu sel tebal yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas, nutrisi, dan zat-zat yang tidak berguna antara darah dan cairan interstisial (gambar dibawah).
Sel skuamosa sederhana pada ginjal

Sel skuamosa sederhana pada ginjal (Sumber: Seeley’s, Anatomy and Physiology 10th Edition)

Terdapat 2 epitel skuamosa sederhana dalam tubuh kita yang mempunyai nama yang khusus sesuai dengan lokasinya.
a) Endotelium "penutup bagian dalam", menjadikan permukaan licin, mengurangi gesekan pada dinding pembuluh limfa dan semua organ berongga seperti sistem kardiovaskuler (pembuluh darah dan jantung). Kapiler terdiri dari endothelium yang khususdan tipis sehingga sangat efisien untuk pertukaran nutrisi dan sisa residu antara pembuluh darah dan jaringan sel disekitarnya.
b) Mesotelium "penutup bagian tengah", yaitu epitel yang ditemukan dalam dinding membran serosa, selaput yang melapisi rongga tubuh ventral dan menutupi organnya.

2) Epitel Kuboid Sederhana (Simple Cuboidal Epithelium)
Terdiri dari satu lapis sel yang berbentuk kubus. Epitel kuboid sederhana ditemukan sebagai penutup ovarium, dinding tubuli ginjal dan kebanyakan kelenjar seperti kelenjar tiroid, pankreas, dan saliva (merupakan contoh dari epitel kelenjar yang fungsinya sebagai sekresi). Pada tubuli ginjal, jaringan ini berfungsi untuk reabsorpsi zat-zat yang masih berguna kembali ke dalam darah.

Pada kelenjar, bentuk sel kuboid sederhana bagian sekretori dan duktus membawa sekret ke tempat targetnya. Pada kelenjar tiroid, sel epitel kuboid mensekresikan hormon tiroid seperti tiroksin. Pada kelenjar saliva mensekresikan saliva.

3) Epitel Kolumnar Sederhana (Simple Columnar Epithelium)
Sel ini memiliki fungsi khusus untuk sekresi dan absorpsi. Ditemukan pada dinding lambung dan usus dimana pada bagian ini memiliki fungsi untuk mensekresikan enzim pencernaan dan absorpsi nutrisi. Pada dinding usus kecil, sel ini mensekresikan enzim pencernaan dan juga menyerap hasil akhir pencernaan dari rongga usus ke dalam darah dan limfa. Untuk dapat menyerap secara efisien, sel kolumnar pada usus kecil memiliki mikrovili. Tipe lain dari sel kolumnar adalah sel goblet yang merupakan kelenjar uniseluler. Sel goblet mensekresikan mukus yang ditemukan dalam dinding usus dan dinding bagian saluran pernapasan seperti trakea.

4) Epitel Pseudobertingkat (Pseudostratified Epithelium)
Sel silia dan goblet sering terkait dengan epitel pseudobertingkat kolumnar. Epitel pseudobertingkatkolumnar terdapat pada sistem reproduksi pria. Disini silia membantu mendorong sperma dari satu area ke area lainnya. Contoh daerah dimana terdapat sel ini adalah duktus ekskretori dari sebagian besar kelenjar, saluran dari bagian auditori (eustachian) yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring dan trakea, juga terdapat pada saluran reproduksi pria.

b. Epitel Bertingkat (Stratified Epithelium)
Epitel bertingkat mengandung lebih banyak lapisan sel. Epitel bertingkat dinamai sesuai dengan tipe sel pada permukaan apikal, seperti pada permukaan kulit, dan dinding mulut.

1) Epitel Skuamosa Bertingkat (Stratified Squamosa Epithelium)
Epitel skuamosa bertingkat sangat tebal karena terdiri dari beberapa lapis sel. Sel terletak di permukaan sel datar yang berbentuk gepeng. Sel-sel terletak pada lapisan bawah, dekat dengan basement membran, biasanya kuboid atau kolumnar. Sel-sel ini mengalami mitosis. Karena sel terletak pada permukaan, sel ini mudah mengalami kerusakan, terkelupas dan mudah digantikan oleh sel dari lapisan yang lebih dalam. Karena jaringan ini tebal, epitel skuamosa bertingkat ditemukan padadaerah yang memiliki fungsi perlindungan yang utama. Epitel skuamosa bertingkat membentuk lapisan kulit terluar dan disebut sebagai keratinasi, karena menghasilkan protein keratin dan sel-sel permukaan mati. Epitel skuamosa bertingkat dari tipe non-keratinasi ditemukan pada selaput rongga mulut, esofagus, dan pada vagina. Dalam semua lokasinya, jaringan ini sebagai barier terhadap organisme karena sel-sel tersusun sangat rapat.

2) Epitel Kuboid Bertingkat (Stratified Cuboidal Epithelium)
Biasanya terdiri dari dua lapis sel yang berbentuk kubus, dan berfungsi sebagai penguat dinding lumen. Lokasinya pada kelenjar keringat, pankreas dan saliva.

3) Epitel Transisi Bertingkat (Transitional Stratified Epithelium)
Epitel transisi bertingkat dimana sel permukaanya mengubah bentuk dari kuboid menjadi gepeng (skuamosa), misalnya pada kandung kemih yang dilapisi oleh epitel transisi.
Epitel transisi bertingkat pada kandung kemih

Epitel transisi bertingkat pada kandung kemih
Epitel transisi bertingkat pada kandung kemih

Ketika kandung kemih kosong dan berkontraksi, dinding epitel menjadi sel kuboid, ketika kandung kemih terisi dan meregang sel menjadi lebih tipis dan menjadi skuamosa. Epitel transisi memungkinkan kandung kemih untuk mengisi dan meregang tanpa merobek lapisan.

c. Epitel Kelenjar (Glandular Epithelium)
Epitel kelenjaradalah epitel yang khusus untuk menghasilkan dan mensekresikan suatu zat. Kelenjar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, eksokrin dan endokrin. Jika kelenjar mensekresikan sekretnya ke permukaan bebas melalui suatu duktus disebut kelenjar eksokrin. Jika kelenjar mensekresikan sekretnya secara langsung ke dalam darah, maka disebut sebagai kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin yang hanya terdiri dari satu sel disebut kelenjar uniseluler. Sel goblet yang mengahsilkan mukus dari dinding saluran pencernaan, respirasi, perkemihan, dan reproduksi adalah contoh dari kelenjar uniseluler.

Sebagian besar kelenjar adalah multiseluler karena terdiri dari beberapa sel. Kelenjar ini mempunyai bagian sekretori dan suatu duktus yang berasal dari epitel. Kelenjar multiseluler dikelompokkan sesuai dengan struktur dan tipe sekret yang dikeluarkan. Kelenjar sederhana jika duktusnya tidak mempunyai cabang (gambar 6), sedangkan kelenjar kompleks jika duktusnya mempunyai cabang (gambar 7). Kelenjar tubular jika kelenjar dan duktusnya bergabung dengan diameter yang tidak berubah, bagian distal dari duktus mengembang atau membesar untuk membentuk struktur seperti kantong disebut asinar atau alveolar.
Kelenjar sederhana
Kelenjar sederhana

Kelenjar kompleks
Kelenjar kompleks

Sumber: Seeley’s, Anatomy and Physiology 10th Edition)

1) Kelenjar eksokrin (Exocrine Glands)
Kelenjar eksokrin mensekresikan zat-zatnya ke dalam duktus, baik sebagai kelenjar eksokrin sederhana maupun sebagai kelenjar eksokrin secara langsung pada permukaan bebas. Sekresi dari kelenjar eksokrin yang banyak mengandung air disebut sebagai sekresi serosa. Sebaliknya, kelenjar mukus menghasilkan sekresi mukus yang kental. Sebagian besar kelenjar yang ada di dalam tubuh kita adalah kelenjar eksokrin meliputi :
a) Kelenjar keringat; mensekresikan keringat (perspire) untuk mendinginkan kulit. Keringat juga mengandung produk ekskretori seperti urea.
b) Kelenjar pencernaan; sekresi dari kelenjar ini akan memecahkan makanan, memberikan suplai darah sehingga kebutuhan sel tubuh akan nutrisi terpenuhi.
c) Kelenjar cerumen; mensekresi kotoran telinga (cerumen) yang menempel pada partikel debu atmosfer dan mikroba yang telah memasuki saluran telinga luar, sehingga mencegah mereka masuk ke dalam organ telinga bagian dalam.
d) Kelenjar air mata (lakrimal); melembabkan dan membersihkan permukaan mata oleh sekresi air mata, juga mengandung antibodi, sehingga bertindak sebagai mekanisme pertahanan eksternal.

2) Kelenjar Endokrin (Endocrine Glands)
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, karena itu kadang-kadang disebut sebagai kelenjar tak berduktus. Akan dibahas lebih lanjaut pada sistem endokrin.