Penggolongan Darah Pada Pasien Transfusi Darah. Menentukan golongan darah seseorang tidak diperlukan biaya yang besar dan relatif mudah karena hanya memerlukan beberapa tetes dari sampel darah. Sebuah serum anti-A dicampur dengan satu atau dua tetes sampel darah.
Serum lainnya dengan anti-B dicampurkan pada sisa sampel. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan apakan ada penggumpalan pada salah satu sampel darah tersebut. Sebagai contoh, apabila sampel darah yang dicampur serum anti-A tersebut menggumpal namun tidak menggumpal pada sampel darah yang dicampur serum anti-B maka antigen A ada pada sampel darah tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sampel darah tersebut diambil dari orang dengan golongan darahA.
Kelompok satunya lagi adalah kelompok orang dengan Rh-negatif (Rh), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh).
Sebaliknya, alasan untuk pengujian sel darah merah resipien karena adanya antibody Rh adalah karena antigen D sangat imunogenik; secara kasar 90% golongan Rh negative ditranfusikan dengan satu atau lebih dari satu unit darah Rh positif akan menimbulkan anti-D. Antibodi Rh imun akan menghancurkan sel darah Rh positif dan dapat menyebabkan reaksi transfusi hemolitik, demikian pula dengan penyakit hemolitik pada neonatus dapat menyebabkan kematian.
Jadi, penting sekali bahwa wanita usia subur menerima darah yang digolongkan Rh-nya sebelum tranfusi. Wanita dengan Rh negative harus ditransfusikan hanya dengan darah negative Rh.
Penggolongan Darah Pada Pasien Transfusi Darah
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang dengan Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh).Kelompok satunya lagi adalah kelompok orang dengan Rh-negatif (Rh), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh).
Sebaliknya, alasan untuk pengujian sel darah merah resipien karena adanya antibody Rh adalah karena antigen D sangat imunogenik; secara kasar 90% golongan Rh negative ditranfusikan dengan satu atau lebih dari satu unit darah Rh positif akan menimbulkan anti-D. Antibodi Rh imun akan menghancurkan sel darah Rh positif dan dapat menyebabkan reaksi transfusi hemolitik, demikian pula dengan penyakit hemolitik pada neonatus dapat menyebabkan kematian.
Jadi, penting sekali bahwa wanita usia subur menerima darah yang digolongkan Rh-nya sebelum tranfusi. Wanita dengan Rh negative harus ditransfusikan hanya dengan darah negative Rh.
Golongan Darah | Antigen A | Antigen B | Antibodi Anti-A | Antibodi Anti-B |
A | + | - | - | + |
B | - | + | + | - |
O | - | - | + | + |
AB | + | + | - | - |